Jakarta - Tahun ini jadi perayaan ganda Charles Darwin, 200 tahun kelahiran dan 150 tahun teori The Origin of Species. Di luar kontroversi, teori itu dapat menjelaskan berbagai mekanisme evolusi. Jadi Darwin manusia kera atau malaikat?
Kelebihaan Darwin adalah ide briliannya yang menyebut evolusi terjadi melalui seleksi alam dan membuat organisme makin mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungannnya. Evolusi Darwin juga relatif lebih mudah.
Charles Robert Darwin lahir di Shrewsbury, Inggris, 12 Februari 1809. Sebagai anak seorang dokter, begitu juga kakeknya, Darwin diharapkan memiliki karir di bidang kesehatan. Oleh karenanya dia dikirim untuk belajar di University of Edinburgh.
Pendidikan Darwin di Edinburgh mengalami perkembangan berarti setelah bertemu dengan dokter Robert Grant. Dialah yang akhirnya mengenalkan Darwin pada ilmu biologi kelautan yang menarik minat Darwin.
Grant pula yanag mengenalkan Darwin pada teori evolusi Jean Baptiste Lamarck berkebangsaan Prancis. Tapi ketertarikan Darwin itu mendapat tentangan dari orang tuanya.
Saat Darwin memberitahu ayahnya tidak tertarik bidang kesehatan, dia dipindahkan ke Cambridge pada 1827 untuk belajar teologi. Meskipun tidak suka bidang itu dia bisa lulus pada 1831 dengan prestasi terbaik.
Tapi saat mengecap ilmu di Cambridge dia bertemu ilmuwan yang akhirnya mengubah jalan hidupnya. Adam Sedgwick, ahli geologi mengajak Darwin ikut penelitian geologi bersama dengan ahli botani John Henslow.
Darwin ikut dalam pelayaran di kapal HMS Beagle dimana dia bertugas membuat catatan flora dan fauna. Penjelajahannya itu menjadikan Darwin sebagai naturalis disegani dan akhirnya mempengaruhinya pemikirannya mengenai teori evolusi.
Teori mutasi pada spesies, juga pada manusia belum masuk ke dalam pikirannya selama di Beagle. Tapi berdasarkan pengamatan persamaan dan perbedaan fosil dan makhluk hidup di Amerika Selatan membuatnya berkesimpulan spesies tidak stabil.
Kesimpulannya itu makin kuat setelah Darwin pulang ke Inggris. Apalagi saat ornithologis John Gould memberikan informasi pada awal 1837 bahwa beberapa burung di Galapagos yang dikira 12 spesies berbeda ternyata adalah sama.
Hal ini momentum besar bagi Darwin mengenai adanya evolusi, mutasi pada makhluk hidup. Dia menyimpulkan satu spesies bisa berubah menjadi spesies lain.
Setelah mengeluarkan teori evolusi itu, Darwin mulai mencari mekanisme penyebab evolusi. Hal itu bukan kerja mudah dan pada 1837 dia mulai sakiti-sakitan yang mempengaruhi kehidupan selanjutnya.
Tapi Darwin mendapatkan penemuan besar kedua pada 1838 setelah membaca tulisan Thomas Malthus berjudul Principle of Population. Malthus mengungkapkan populasi bertambah lebih cepat dibandingkan ketersediaan makanan sehingga menimbulkan kondisi harus berjuang untuk mempertahankan keberadaan.
Dari situlah Darwin menyebut teorinya seleksi alam seperti seleksi terhadap binatang peliharaan untuk mendapatkan induk yang paling baik. Perdebatan teori ini masih berlangsung hingga kini.
Pada 1858, setelah mempelajari karya naturalis muda Alfred Russel Wallace, dia menemukan mekanisme evolusi. Dan pada 1859, Darwin akhirnya mempublikasikan On the Origin of Species by Means of Natural Selection.
Tak perlu waktu lama buku ini langsung sukses dimana cetakan pertamanya langsung ludes. Ilmuwan bisa menerima kenyataan evolusi dari bukti kuat yang disediakan oleh Darwin.
Darwin baru menyebut evolusi manusia pada 1871 dalam publikasinya The Descent of Man. Tapi masyarakat mengartikan evolusi manusia, sama saja mengatakan manusia adalah kera besar. Hal ini membuat Darwin mendapat tantangan keras terutama dari rohaniawan.
Berbeda dengan teori evolusi pada manusia yang banyak ditolak, ilmuwan banyak yang mendukung adanya seleksi alam. Tapi hal itu bukan tanpa perdebatan. Karena masalah bagaimana variasi terjadi dan bagaimana diturunkan masih belum bisa dicari jawabannya.
Baru setelah 20 tahun kematian Darwin, karya pendeta Gregor Mendel, bapak genetika menyediakan ilmu yang bisa memahami bagaimana keturunan bisa berlangsung. Di awal abad 20 JBS Haldane dan Sewall Wright serta RA Fisher mengajukan teori genetika populasi yang menunjukkan gen juga terpengaruh seleksi alam.
Teori ini kemudian menjadi batu penanda biologi modern, seperti ungkapan terkenal Theodosius Dobzhansky “di biologi tak ada yang masuk akal kecuali evolusi”. Tapi perdebatan masih berlangsung mengenai tingkat seleksi alam mana yang bertanggung jawab pada evolusi, serta peranannya yang menimbulkan pergeseran genetika.
Meskipun perdebatan masih berlangsung hingga 200 tahun kelahiran Darwin dan 150 tahun setelah publikasi Origin, tapi ilmuwan Inggris itu mampu menyediakan teori yang mudah, elegan dan kuat mengenai asal kehidupan.
Ilmuwan pun hingga kini masih terbelah pendapatnya. Apakah Darwin seorang malaikat di bidang ilmu evolusi atau sekadar keturunan kera seperti teori yang diusungnya.
Kelebihaan Darwin adalah ide briliannya yang menyebut evolusi terjadi melalui seleksi alam dan membuat organisme makin mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungannnya. Evolusi Darwin juga relatif lebih mudah.
Charles Robert Darwin lahir di Shrewsbury, Inggris, 12 Februari 1809. Sebagai anak seorang dokter, begitu juga kakeknya, Darwin diharapkan memiliki karir di bidang kesehatan. Oleh karenanya dia dikirim untuk belajar di University of Edinburgh.
Pendidikan Darwin di Edinburgh mengalami perkembangan berarti setelah bertemu dengan dokter Robert Grant. Dialah yang akhirnya mengenalkan Darwin pada ilmu biologi kelautan yang menarik minat Darwin.
Grant pula yanag mengenalkan Darwin pada teori evolusi Jean Baptiste Lamarck berkebangsaan Prancis. Tapi ketertarikan Darwin itu mendapat tentangan dari orang tuanya.
Saat Darwin memberitahu ayahnya tidak tertarik bidang kesehatan, dia dipindahkan ke Cambridge pada 1827 untuk belajar teologi. Meskipun tidak suka bidang itu dia bisa lulus pada 1831 dengan prestasi terbaik.
Tapi saat mengecap ilmu di Cambridge dia bertemu ilmuwan yang akhirnya mengubah jalan hidupnya. Adam Sedgwick, ahli geologi mengajak Darwin ikut penelitian geologi bersama dengan ahli botani John Henslow.
Darwin ikut dalam pelayaran di kapal HMS Beagle dimana dia bertugas membuat catatan flora dan fauna. Penjelajahannya itu menjadikan Darwin sebagai naturalis disegani dan akhirnya mempengaruhinya pemikirannya mengenai teori evolusi.
Teori mutasi pada spesies, juga pada manusia belum masuk ke dalam pikirannya selama di Beagle. Tapi berdasarkan pengamatan persamaan dan perbedaan fosil dan makhluk hidup di Amerika Selatan membuatnya berkesimpulan spesies tidak stabil.
Kesimpulannya itu makin kuat setelah Darwin pulang ke Inggris. Apalagi saat ornithologis John Gould memberikan informasi pada awal 1837 bahwa beberapa burung di Galapagos yang dikira 12 spesies berbeda ternyata adalah sama.
Hal ini momentum besar bagi Darwin mengenai adanya evolusi, mutasi pada makhluk hidup. Dia menyimpulkan satu spesies bisa berubah menjadi spesies lain.
Setelah mengeluarkan teori evolusi itu, Darwin mulai mencari mekanisme penyebab evolusi. Hal itu bukan kerja mudah dan pada 1837 dia mulai sakiti-sakitan yang mempengaruhi kehidupan selanjutnya.
Tapi Darwin mendapatkan penemuan besar kedua pada 1838 setelah membaca tulisan Thomas Malthus berjudul Principle of Population. Malthus mengungkapkan populasi bertambah lebih cepat dibandingkan ketersediaan makanan sehingga menimbulkan kondisi harus berjuang untuk mempertahankan keberadaan.
Dari situlah Darwin menyebut teorinya seleksi alam seperti seleksi terhadap binatang peliharaan untuk mendapatkan induk yang paling baik. Perdebatan teori ini masih berlangsung hingga kini.
Pada 1858, setelah mempelajari karya naturalis muda Alfred Russel Wallace, dia menemukan mekanisme evolusi. Dan pada 1859, Darwin akhirnya mempublikasikan On the Origin of Species by Means of Natural Selection.
Tak perlu waktu lama buku ini langsung sukses dimana cetakan pertamanya langsung ludes. Ilmuwan bisa menerima kenyataan evolusi dari bukti kuat yang disediakan oleh Darwin.
Darwin baru menyebut evolusi manusia pada 1871 dalam publikasinya The Descent of Man. Tapi masyarakat mengartikan evolusi manusia, sama saja mengatakan manusia adalah kera besar. Hal ini membuat Darwin mendapat tantangan keras terutama dari rohaniawan.
Berbeda dengan teori evolusi pada manusia yang banyak ditolak, ilmuwan banyak yang mendukung adanya seleksi alam. Tapi hal itu bukan tanpa perdebatan. Karena masalah bagaimana variasi terjadi dan bagaimana diturunkan masih belum bisa dicari jawabannya.
Baru setelah 20 tahun kematian Darwin, karya pendeta Gregor Mendel, bapak genetika menyediakan ilmu yang bisa memahami bagaimana keturunan bisa berlangsung. Di awal abad 20 JBS Haldane dan Sewall Wright serta RA Fisher mengajukan teori genetika populasi yang menunjukkan gen juga terpengaruh seleksi alam.
Teori ini kemudian menjadi batu penanda biologi modern, seperti ungkapan terkenal Theodosius Dobzhansky “di biologi tak ada yang masuk akal kecuali evolusi”. Tapi perdebatan masih berlangsung mengenai tingkat seleksi alam mana yang bertanggung jawab pada evolusi, serta peranannya yang menimbulkan pergeseran genetika.
Meskipun perdebatan masih berlangsung hingga 200 tahun kelahiran Darwin dan 150 tahun setelah publikasi Origin, tapi ilmuwan Inggris itu mampu menyediakan teori yang mudah, elegan dan kuat mengenai asal kehidupan.
Ilmuwan pun hingga kini masih terbelah pendapatnya. Apakah Darwin seorang malaikat di bidang ilmu evolusi atau sekadar keturunan kera seperti teori yang diusungnya.